Pendidikan Part I

Pendidikan
Part I


Inilah realita banyak yang tidak sekolah
Di tengah tengah kota apalagi di plosok desa
Berjuta anak bangsa tak mampu terus sekolah
Karena biayanya saja sudah semakin menggila

Hey...hey...hey..pendidikan
bukanlah perusahaan yang orientasinya uang
Hey...hey...hey..pendidikan
bukanlah formalitas yang penuh dengan kekosongan

Katanya pendidikan hak hak semua orang
Yang dilindungi dan dijamin oleh undang undang

Hey hey mana buktinya hanyalah sampah belaka
Ternyata yang sekolah hanyalah yang berduit saja

Pendidikan....mahal banget
Pendidikan ...mahal banget
Pendidikan ...mahal banget
Pendidikan...ajang bisnis,!

Pendidikan di sini tak pernah berubah
Seperti diera jamannya para penjajah
Di mana rakyat jelata tak bisa sekolah
Yang bisa hanyalah kelompok yang berduit saja
Pendidikan ...gratis untuk semua

Bagi yang belum tau yang barusan Anda baca adalah sebuah lirik lagu dari group band yang beraliran punk "Marjinal" marjinal nama group bandnya, yang suka punk pasti taulah siapa mereka. Kalau mengutip setiap kata dari lirik lagu tersebut memang ada benarnya walaupun saat ini pemerintah melalui Kemdikbud tengah gencar menyalurkan dana BOS (Bantuan Operasional sekolah). BOS memang berpengaruh terhadap siswa yang kurang mampu, kini  hampir semua anak bisa menikmati pendidikan baik jenjang SD, SMP maupun SMK.
Tapi semua tidak dibarengi dengan kualitas dan kemampuan anak setelah lulus sekolah, banyak anak yang telah lulus sekolah tidak memiliki kemampuan dan kualitas layaknya seorang anak yang telah  menempuh pendidikan.


Saat ini pendidikan hanya berorientasi pada formalitas untuk mendapatkan ijazah tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki. Bagaimana tidak! Kemampuan siswa hanya di ukur dengan nilai yang diperoleh dari ujian Nasional, begitu pula pada saat kenaikan kelas ukurannya hanya nilai yang diperoleh dari ujian kenaikan kelas yang tentu saja dari tes tertulis dan tambahan pertimbangannya mungikn dari sikap atau etitut siswa tersebut tanpa memperhatikan kemampuan anak dalam mengaplikasikan pelajaran yang telah didapat.
Apabila seorang siswa mampu menjawab semua soal tertulis dari yang di ujikan itu hanyalah bersifat sementara karena siswa hanya menghapal pelajaran yang di ujikan. Setelah  ujiannya selesai dalam beberapa hari mereka mulai lupa apa yang telah mereka jawab dalam ujian  tersebut.  Tidak percaya !!! Lakukanlah evaluasi setelah mereka selasai melaksanakan ujian dengan cara tanyakan kembali  pertanyaan yang sama kepada mereka dan mintalah mereka untuk mempraktekannya. Contohnya pelajaran KKPI dengan pertanyaan "bagaimana cara membuat folder pada sistem operasi berbasis teks"
Kalau jawaban tertulis mereka menjawab benar dan tepat tapi belum tentu mereka bisa  mempraktekkannya. Tidak percaya !!! Silahkan coba.

Belum lagi perusahaan yang juga mementingkan formalitas ijazah ketimbang kamampuan dan bakat yang dimiliki seseorang. Ketika kita akan malamar pekerjaan, bukan kemampuan apa yang kita miliki yang ditanyakan tetapi ijazahnya apa ?
Atau ketika kita mencari lowongan pekerjaan biasanya terlihat persyaratan yang diajukan oleh perusahaan yang pertama adalah "Lulusan".
Apakah Anda lulusan S1 SMK atau yang lainnya, kemampuan atau skill berada di nomor sekian dalam persyaratan tersebut. Padahal pada kenyataannya orang yang memiliki ijazah SMK atau S1 belum tentu memiliki kemampuan atau skill yang dimaksud.

Komentar